Perjuangan Daulat Pangan Haruskah Dibayar Dengan Harga Diri ? - TPHKP -->

Breaking

logo

Perjuangan Daulat Pangan Haruskah Dibayar Dengan Harga Diri ?

Perjuangan Daulat Pangan Haruskah Dibayar Dengan Harga Diri ?


TPHKP – Desa Sungai Abang ketika ditinjau oleh Tim dari Dinas Pertanian masa itu tidak ada terlihat hamparan sawah - sawah petani, itikad baik Dinas  Pertanian mengajak masyarakat (petani) membuka sawah dan disetuju masyarakat, akhirnya Dinas Pertanian menganggarkan dan melakukan cetak sawah di tahun 2014, dalam masa penanaman hingga pertumbuhan padi mengalami kegagalan akibat dari kekeringan (kemarau) membuat petani gagal tanam dan panen, namun Dinas Pertanian tidak tinggal diam, melihat permasalahan tersebut Dinas Pertanian mengusulkan dan menganggarkan pembuatan embung di akhir tahun 2015, pada akhir  tahun 2015 tersebut pembangunan embung baru mencapai 80% karena pada akhir tahun pekerjaan belum juga selesai Ir. Sarjono selaku Kepala Dinas melakukan Adendum (penambahan waktu kegiatan pekerjaan yang belum selesai di akhir tahun) fase ini merupakan fase yang sangat rentan akan, dikejar waktu, dan akhirnya pekerjaan embung selesai akhirnya selesai di bulan januari 2016.

Untung tak dapat diraih, musibah tak dapat dielakkan, pepatah ini ternyata memang sangat mengena terhadap kegiatan pembangunan embung, pada Februari 2016 embung jebol, yang disebabkan banjir bandang, hal ini merupakan kategori bencana alam, namun karena masih dalam perawatan akirnya Dinas Pertanian memanggil kontraktor dan diminta perbaikan terhadap embung tersebut, na’asnya pada masa perbaikan dan dalam pemeliharaan pihak kepolisian masuk dan meriksa pekerjaan tersebut, atas dasar tersebut Kepala Dinas Pertanian Ir. Sarjono diproses oleh pihak Kepolisian, dan embungpun selesai diperbaiki.

Namun tidak sampai disitu saja, Ir. Sarjono meminta Inspetorat Kabuapaten Tebo memeriksa pekerjaan embung tersebut, dan atas pemeriksaan fisik tersebut terdapat temuan kerugian Negara sebesar 190 jt rupiah, namun uang tersebut sudah di kembalikan ke kas negara oleh kontraktor sebelum jatuh tempo.” jelasnya.

Kasus selesai di inspektorat, namun pada pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan, dan saat ini beliau terpanggil lagi untuk dimintai keterangan, yang jelas semua yang terlibat dipanggil pihak kepolisian, belum tahu kapan prosesnya selesai, yang jelas saat kontribusi beliau (Sarjono) terhadap petani tebo, pembangunan tebo sektor pertanian, hingga sektor pertanian Kabupaten Tebo dikenal di pemerintahan pusat, merupakan Dinas Pertanian (itu nama dulu) sekarang Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tebo dikenal di Pemerintahan Pusat dari sektor pertaniannya, dari lahan yang tidak digarap menjadi digarap, lahan tidur juga menjadi digarap, dan lainnya.


“perjuangan menjuju daulat pangan di tebo ini akan kah dibayar mahal dengan jatuhnya harga diri pribadi keluarga,  kerabat dan karir saya ? hanya karena semangat utuk mewujudkan embung yang sangat dibutuhkan petani tersebut meski lewat tahun, dan kebijakan ini disalahkan padahal embung telah menunjukan fungsinya, petani bisa tanam padi 2 kali bahkan ada yang 3 kali setahun, Saya hanya dapat mengadu pada Allah SWT,  karena Allah yang Maha berkehendak dan Maha mengetahui apa - apa yang telah saya lakukan untuk membangun pertanian ini, Allah Maha Adil, semoga keadilan ini dapat ditegakkan di Kabupaten Tebo tercinta ini”
” jelas Sarjono, dengan nada kecewa.

Sedih, mata sperti berkaca – kaca, kata terbata saat admin mengkonfirmasi beliau diruangannya, hanya kata sabar dan memohon kepada Allah yang bisa admin sampaikan kepada beliau, perjuanganmu tidak sia – sia Pak.

Jika kita flashback dari kegiatan yang beliau lakukan, inikah imbalannya, bahkan dana pribadipun rela untuk memfasilitasi, membantu petani asal petani mau menanam dan tidak membiarkan lahan tidur dan tidak digarap, itulah himbauan beliau, beredar di luar informasi bahwasanya beliau sekedar selfie bahkan seremonial, hal inipun beliau tepis dengan jawaban, “kalau masalah itu jangan Tanya saya,, langsung saja Tanya sama petaninya, apakah saya hanya numpang selfie, seremonial atau lainnya, kalau saya yang jawab seolah saya mengarang cerita” jelas Sarjono.

Belum lagi Program khusus pemerintah pusat dalam melaksanakan UPSUS Pajale, target yang dikejar tidaklah semudah membalikan telapak tangan, tugas berat  ini tetap beliau laksanakan demi terwujudnya swasembada pangan, kejar sana dan kejar sini langsung musyawarah bersama petani serta penyuluh – penyuluh pertanian dilakukan untuk lakukan target UPSUS Pajale ini, demi terwujudnya swasembada pangan, semua itu saat Ir. Sarjono menjabat sebagai Kepala Dinas perjuangannya  bersama Staff dan penyuluh tidaklah sia – sia.

“Pada tahun 2016 akhir sebenarnya Kabupaten Tebo sudah surplus bisa dikatakan sudah swasembada pangan, apalagi saat ini tahun 2017 hanya saja ini belum kita ekspos ke publik” jelas Sarjono.

Semoga  saja dalam menghadapi perkara ini beliau dapat kemudahan dan tabah, mari bersama kita doakan beliau semoga semuanya lekas selesai. 
Video Flash Back

 

Disclaimer: Images, articles or videos that exist on the web sometimes come from various sources of other media. Copyright is fully owned by the source. If there is a problem with this matter, you can contact