Keunggulan dan Kelemahan Tanam Padi Sistem Jajar Legowo - TPHKP -->

Breaking

logo

Keunggulan dan Kelemahan Tanam Padi Sistem Jajar Legowo

Keunggulan dan Kelemahan Tanam Padi Sistem Jajar Legowo


Muara Tebo - Beberapa pendapat manyatakan bahwa istilah Legowo bersumber dari bahasa Jawa, yaitu luas “Lego” dan panjang “Dowo”. Istilah tersebut kemudian diadopsi dan diterapkan pada sistem tanam padi sawah sejak tahun 1996, yaitu dengan adanya lorong yang luas pada tanaman padi serta memanjang sepanjang barisan tanaman.


Inilah yang menjadi dasar mengapa Legowo di terapkan sebagai sistem tanam padi yaitu agar pertumbuhan dan hasil padi yang berada di pinggir biasanya akan lebih baik daripada yang terletak di tengah pertanaman, mempermudah petani dalam pemeliharaan mulai dari pemupukan, penyiangan, penyemprotan juga pengamatan dan meningkatkan jumlah rumpun dalam lahan yang sama.

Sistem tanam padi jajar legowo kini semakin terkenal dan meluas dan termasuk salah satu dari komponen teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah yang terus di galakan untuk mendukung target produksi.

Sistem tanam padi jajar legowo, memiliki variasi antara lain: legowo 2 : 1, 3 : 1, 4 : 1, dan 5 : 1. Berdasarkan hasil penelitian jenis legowo yang direkomendasikan adalah yang menggunakan legowo 2 : 1. Jarak tanam disesuaikan dengan kondisi lahan dan kesuburan tanah di masing-masing lokasi berdasarkan uji tanah. Pada lahan yang sangat subur memakai jarak tanam antarbarisan 25 cm, dalam barisan 12,5 cm, dan antarlegowo 50 cm. Pada lahan yang kuran subur jarak tanam lebih lebar, yaitu antarbarisan 30 cm, dalam barisan 15 cm, dan antarlegowo 40 cm, atau bisa juga dengan antar barisan 20 cm dalam barisan 20 cm dan antar legowo 40 cm.

Kelebihan sistem tanam jajar legowo yang variasi 2 : 1 adalah populasi/ rumpun tanaman akan bertambah sekitar 30%. Seluruh barisan padi berada di pinggir, maka penyinaran matahari optimal Sirkulasi udara akan lebih lancar dan optimal, sehingga mengrangi resiko penyakit akibat jamur dan bakteri yang menghedaki kelembaban tinggi seperti Kresek (Hawar Daun Bakteri).

Mudah dalam pemeliharaan khususnya pemupukan, penyiangan, dan perawatan megendalikan hama tikus, Meningkatkan produktivitas 7 - 15%.

Syarat agar lahan dapat ditanam dengan sistem jajar legowo 2 : 1 adalah  Lahan tak terasering, jika bertera kemiringan lahan kurang dari 25 % dengan petakan minimal 3 meter, Dosis pemupukan sebaiknya ditambah 10 - 20 % dari tanam pedi biasa/ tegel Usahakan barisan searah sinar matahari, gunakan bibit mudah untuk memperbanyak anakan.

Masalah umum sulitnya jajar legowo dikembangkan hingga saat ini adalah pola pikir/ mainset petani yang kurang paham, seperti dengan tanam padi jajar legowo 2 : 1 akan mengurangi jumlah rumpun, padahal sebaliknya Jarak terlalu rapat antar tanaman dapat menurunkan anakan, padahal jarak legowo cukup luas untuk anakan berkembang.

Tenaga tanam yang belum bepengalaman, hal ini terjadi karena belum terbiasanya para tenaga tanam. Solusinya dapat dilakukan dengan cara menggunakan caplak khusus legowo, sehingga mempermudah tenaga tanam.

Persentase Peningkatan Populasi Sistem Tanam Jajar Legowo
Tipe Jajar legowo itu bukan cuman satu tetapi ada beberapa tipe yaitu Jajar legowo 2 : 1, Jajar legowo 3 : 1, Jajar legowo 4 : 1, Jajar legowo 5 : 1, Jajar legowo 6 : 1. Dari masing - masing tipe jajar legowo itu penambahan/ peningkatan populasinya tidak sama yaitu sebagai berikut ;

·         Jajar legowo 2 : 1 peningkatan populasinya adalah 100 % X 1(1 + 2) = 30 %
·         Jajar legowo 3 : 1 peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 3) = 25 %
·         Jajar legowo 4 : 1 peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 4) = 20 %
·         Jajar legowo 5 : 1 peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 5) = 16,6 %
·         Jajar legowo 6  : 1  peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 6) = 14,29 %

Jajar Legowo 2 : 1 (40 cm x 20 cm x 10 – 15 cm) adalah salah satu cara tanam pindah sawah yang memberikan ruang (barisan yang tidak ditanami) pada setiap dua barisan tanam, tetapi jarak tanam dalam barisan lebih rapat yaitu 10 cm – 15 cm tergantung dari kesuburan tanahnya. Pada lahan kurang subur kebiasaan petani tanam cara tegel 20 cm x 20 cm, menggunakan jarak tanam dalam barisan 10 cm. Pada lahan dengan kesuburan sedang kebiasaan petani tanam cara tegel 22 x 22 cm, jarak tanam dalam barisan 12, 5 cm. Pada tanah yang subur 25 cm x 25 cm, jarak tanam dalam barisan 15 cm.

Disclaimer: Images, articles or videos that exist on the web sometimes come from various sources of other media. Copyright is fully owned by the source. If there is a problem with this matter, you can contact